Shalat merupakan amalan yang sangat penting dan salah satu rukun Islam yang
agung. Oleh karena itu selayaknya setiap muslim memberikan perhatian yang besar
terhadap urusan shalat. Shalat yang dilakukan dengan ikhlash dan memenuhi syarat
dan rukunnya insya-Allah akan diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Namun ada juga shalat yang tidak diterima di sisi Allah meskipun syah, dan ada
pula yang batil (tidak syah) dan tentunya Allah subhanahu wata’ala pun
tidak akan menerima shalat tersebut.
Berikut ini beberapa kiat untuk
menjaga agar shalat kita diterima di sisi Allah subhanahu wata’ala,
berpahala, dan tidak sia-sia. Semoga bermanfaat!!
1. Jangan Datangi
Tukang Ramal
Orang yang mendatangi tukang ramal/juru tebak, maka
shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari, walaupun shalat yang dia
kerjakan adalah syah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Barangsiapa yang medatangi tukang ramal ('arraf) lalu menanyakan
kepada-nya tentang sesuatu (berkonsultasi), maka tidak diterima shalatnya selama
empat puluh hari." (HR. Muslim)
2. Hindari Parfum bagi Wanita
yang Ingin Shalat di Masjid
Pada dasarnya wanita tidak dilarang
shalat di masjid, namun shalat di dalam rumahnya adalah lebih utama. Andaikan
seorang wanita ingin shalat di masjid, maka hendaknya dia memperhatikan
ketentuan-ketentuan syara'. Di antara yang terpenting adalah tidak memakai
parfum, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda,
"Wanita mana saja yang memakai wewangian untuk pergi ke masjid, maka
tidak diterima shalatnya sebelum dia mandi sebagaimana ia mandi dari
janabah." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dishahihkan Al-Albani)
4.
Laksanakan Shalat dengan Berjama’ah
Berdasarkan sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barang siapa yang mendengar adzan
lalu dia tidak memenuhinya, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada
udzur." (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh al-Albani)
Hal ini juga menunjukkan bahwa shalat berjama'ah hukumnya wajib bagi
laki-laki yang tidak mempunyai udzur.
4. Jauhi Khamer (Miras)
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Barangsiapa meminum khamer, maka tidak diterima shalatnya selama empat
puluh hari. Jika dia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya." (HR
Ahmad dan At-Tirmidzi)
5. Jangan Bermusuhan Secara Tidak Haq
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Ada tiga
golongan yang Allah tidak menerima shalat mereka," (di antaranya).... dua orang
yang saling bermusuhan." (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Majah)
Yang
dimaksud dengan bermusuh-an di sini adalah tidak bertegur sapa melebihi tiga
hari dengan alasan yang tidak dibenarkan menurut agama.
6. Jangan
Durhaka kepada Orang Tua dan Memutus Tali Silatur Rahim
Berdasarkan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
"Allah tidak menerima
amalan orang yang memutus tali silaturrahim." (HR. Ahmad)
Orang yang
melakukan perbuatan di atas mendapatkan ancaman berupa shalatnya tidak diterima
oleh Allah subhanahu wata’ala, atau tidak berpahala, tetapi dari segi
hukum shalatnya syah. Dan mereka tetap wajib melaksanakan shalat. Hal ini
sebagai hukuman atau sanksi atas kesalahan yang dia lakukan.
Teks-teks
dalil syar'i menunjukkan bahwa orang yang melakukan kesalahan tersebut di atas,
maka shalatnya tidak diterima. Dengan tetap melaksanakan shalat, berarti
kewajibannya telah gugur sehingga tidak terkena dosa meninggalkan shalat.
Untuk menjaga shalat agar syah dan tidak batil (sia-sia), berikut ini
ditunjukkan kiat yang hendaknya kita perhatikan:
1. Shalatlah dalam
Keadaan Suci
Orang yang dalam keadaan memiliki hadats, baik hadats
besar maupun kecil, maka tidak syah bila mengerjakan shalat.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Allah tidak menerima
shalat salah seorang di antara kalian, jika ia berhadats, sampai ia berwudhu."
(Muttafaqun 'alaih). Dan juga sabda beliau yang lainnya, "Tidak akan diterima
shalat tanpa bersuci." (HR. Muslim)
2. Jauhi Sikap Riya'
Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim, Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menjelaskan bahwa amal seseorang itu tergantung niatnya. Kalau
orang melaksanakan shalat karena Allah, maka shalatnya akan diterima, sedangkan
jika shalatnya bukan karena Allah, maka Allah subhanahu wata’ala tidak
membutuhkannya. Dalam sebuah hadits Qudsi Allah subhanahu wata’ala
berfirman,
"Aku tidak butuh terhadap sekutu-sekutu, barangsiapa yang
melakukan suatu amalan, yang di dalam amalan tersebut menyekutukan Aku dengan
selain-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan sekutunya." (HR. Muslim)
3. Jangan Bersikap Munafik
Orang munafik adalah orang
yang mengaku Islam, namun dalam hatinya menyembunyikan kekufuran dan kebencian
terhadap Islam. Dia tidak senang jika syariat Islam ditegakkan, dia membenci
sunnah-sunnah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengejek
dan memusuhi Islam, atau mengatakan bahwa Islam itu hanya di masjid saja, sedang
di luar masjid tidak perlu Islam lagi.
Maka orang seperti ini tidak akan
diterima shalatnya sebelum ia bertobat. Allah subhanahu wata’ala
berfirman, artinya:
Katakanlah, "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu
kafir sesudah beriman." (QS. At-Taubah:65-66)
"Maka demi Rabbmu,
mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuhnya." (QS. An-Nisa': 65)
4. Hindari Shalat di Masjid yang
Ada Kuburannya
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
"Bumi keseluruhannya adalah masjid kecuali jamban dan kuburan." (HR.
Abu Dawud, dishahihkn oleh Al-Albani).
Beliau juga telah bersabda,
"Janganlah kalian shalat menghadap ke kubur dan jangan duduk di
atasnya." (HR. Muslim)
"Semoga laknat Allah ditimpakan kepada
orang-orang yahudi dan nashrani yang telah menjadikan kubur para nabi mereka
sebagai masjid-masjid." Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,
"Rasulullah memperingatkan kita dari apa yang telah mereka lakukan." (Muttafaqun
'alaih)
Juga sabda beliau,
"Ketahuilah bahwa orang-orang sebelum
kalian telah menjadikan kuburan para nabi mereka dan kuburan orang-orang shaleh
mereka sebagai masjid-masjid. Ingatlan, jangan kalian menjadikan kubur-kubur
sebagai masjid, karena sesungguhnya aku melarang yang demikian itu." (HR.
Muslim)
Sebagian ulama berpendapat bahwa shalat di masjid yang ada
kuburannya tidak syah, jika dengan niat ingin bertabarruk dengan ahli kubur.
Sedangkan jika hanya sekedar shalat, maka shalatnya itu tetap syah, namun
pelakunya terjerumus ke dalam perbuatan yang dibenci (makruh).
5.
Jangan Sekali-kali Melakukan Kemusyrikan.
Orang musyrik adalah orang
yang memalingkan ibadah kepada selain Allah subhanahu wata’ala, seperti
orang yang ber-taqarrub atau beribadah kepada orang yang telah mati dengan
keyakinan bahwa orang yang telah mati ini dapat memberikan manfaat atau
menghilang-kan madharat.
Ataupun orang yang menyembelih binatang karena
selain Allah, sujud kepada mereka, berdo’a kepada mereka agar memenuhi hajat dan
kebutuhan hidup. Meminta mereka agar memberikan barakah kepada diri, harta dan
anak-anaknya. Begitu pula orang yang berkeyakinan bahwa ada makhluk yang
mengetahui perkara ghaib dan memberikan manfaat selain Allah subhanahu
wata’ala serta berkeyakinan bahwa dia dapat mengatur kehidupan ini.
Orang-orang seperti ini meskipun mengerjakan shalat, tetapi shalatnya
tidak diterima oleh Allah subhanahu wata’ala karena dia telah melakukan
kesyirikan yang menyebabkan amal menjadi hilang lenyap.
Allah
subhanahu wata’ala befirman, artinya:
"Dan sesungguhnya telah
diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu, "Jika kamu
mempersekutu-kan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk
orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65)
Sumber: Shalatul
Muslim, Fahd bin Sholih Al-Shuwailih. (Khalif Muttaqin)
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula