Selama ini, peristiwa hijrah sangant identik dengan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
saja. Padahal, ketika kita membaca Alquran, tentu kita dapati bahwa
para nabi dan rasul selain Nabi Muhammad pun mengalami babak baru dalam
dakwah mereka dalam bentuk hijrah. Namun mungkin kita kurang menyadari
bahwa itulah hijrah mereka, fase baru dakwahnya para utusan Allah.
Meskipun banyak nabi dan rasul yang mengalami hijrah, hijrah mereka berbeda dengan hijrahnya Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di antara rasulullah yang mengalami peristiwa hijrah adalah:
Pertama: Nabi Ibrahim shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Mengenai hijrahnya Nabi Ibrahim, terdapat dua
pendapat, kota mana yang menjadi tujuan Nabi Ibrahim setelah pergi dari
negerinya Irak. (1) Ada yang mengatakan bahwa beliau hijrah ke Mekah dan
(2) yang lainnya mengatakan bahwa beliau berpindah ke Syam, ke tanah
Jerusalem, Palestina. Dan tidak diragukan lagi, Nabi Ibrahim memang
memasuki kedua kota tersebut. Namun kota mana yang terlebih dahulu
dikunjungi? Allahu a’lam.
Setidaknya ada tiga ayat yang menerangkan tentang hijrahnya Nabi Ibrahim ‘alaihi ash-shalatu wa as-salam.
فَآَمَنَ لَهُ لُوطٌ وَقَالَ إِنِّي مُهَاجِرٌ إِلَى رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan
berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang
diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Ankabut: 26).
Ayat lainnya,
وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَى رَبِّي سَيَهْدِينِ
Dan Ibrahim berkata: “Sesungguhnya aku pergi
menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS.
Ash-Shaffat: 99).
Dan firman Allah,
وَأَعْتَزِلُكُمْ وَمَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَأَدْعُو رَبِّي عَسَىٰ أَلَّا أَكُونَ بِدُعَاءِ رَبِّي شَقِيًّا
“Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari
apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku,
mudah-mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku”. (QS.
Maryam: 48).
Beliau menjauhkan diri dari peribadatan yang mereka lakukan dan juga menjauhkan diri dari tempat tersebut.
Kedua: Rasulullah Musa shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Peristiwa hijrahnya Nabi Musa berbeda dengan hijrahnya Nabi Ibrahim
dan Nabi Muhammad. Ketika hijrah, Nabi Musa belum diangkat sebagai
rasul. Adapun Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad telah diangkat sebagai
rasul saat keduanya berhijrah.
Peristiwa hijrahnya Nabi Musa terjadi pada saat beliau membunuh seorang laki-laki Qibthi.
وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَىٰ قَالَ يَا مُوسَىٰ
إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ
مِنَ النَّاصِحِينَ
“Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas
seraya berkata: ‘Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding
tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini)
sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu’.”
(QS. Al-Qashash: 20).
Nabi Musa pun pergi menuju Madyan. Selama tinggal 10 tahun di Madyan,
Nabi Musa menikahi seorang wanita putri dari laki-laki sepuh di wilayah
tersebut.
Perbedaan lainnya antara hijrah Nabi Muhammad dan Nabi Musa adalah
latar belakang hijrah. Jika hijrahnya Nabi Muhammad adalah karena
orang-orang Mekah telah menutup rapat diri mereka dari hidayah Islam,
sementara di Madinah eksistensi dakwah secara meluas dan tegaknya negeri
Islam sangat mungkin digapai. Adapun Nabi Musa untuk menghindari
kebengisan Firaun.
فَفَرَرْتُ مِنْكُمْ لَمَّا خِفْتُكُمْ فَوَهَبَ لِي رَبِّي حُكْمًا وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian
Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di
antara rasul-rasul.” (QS. AS-Syuara: 21).
Dan masih banyak nabi dan rasul lainnya yang
mengalami hijrah, seperti Nabi Ya’qub dan Nabi Yusuf, dll.
Kesimpulannya, hijrah para nabi berbeda dengan hijrahnya Nabi Muhammad.
Hijrah beliau memiliki kedudukan yang begitu mulia dan juga sangat berat
dalam praktiknya. Hijrah beliau tidak dilator-belakangi lari dari siksa
atau adzab kaumnya.
Sumber:
– Muhammad, Utsman bin, al-Khomis. Fabihudahum Iqtadih. 2010. Kuwait: Dar al-Ilaf ad-Daulah.
– Muhammad, Utsman bin, al-Khomis. Fabihudahum Iqtadih. 2010. Kuwait: Dar al-Ilaf ad-Daulah.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Artikel www.KisahMuslim.com
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula