Dari Anas radhiallahu anhu , dari Nabi shallallahu alaihi wasalam , bahwasanya
beliau shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah (sempurna) iman salah
seorang di antara kalian sehingga aku lebih dicintainya daripada orangtuanya,
anaknya dan segenap umat manusia." (Muttafaq Alaih)
Saat ini, di
tengah-tengah masyarakat sedang marak berbagai aktivitas yang mengatasnamakan
cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam .Kecintaan kepada Rasulullah shallallahu
alaihi wasalam adalah perintah agama. Tetapi untuk mengekspresikan cinta kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tidak boleh kita lakukan menurut selera
dan hawa nafsu kita sendiri. Sebab jika cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam
itu kita ekspresikan secara serampangan tanpa mengindahkan syari'at agama maka
bukannya pahala yang kita terima, tetapi malahan menuai dosa.
Dengan
mengacu pada hadits shahih di atas, mari kita membahas poin-poin berikut ini:
Kewajiban cinta kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam , kenapa harus cinta
Rasul shallallahu alaihi wasalam ?, apa tanda-tanda cinta Rasul shallallahu
alaihi wasalam ?, bagaimana agar mencintai Rasul shallallahu alaihi wasalam ?
1. Kewajiban Cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam
Hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi
shallallahu alaihi wasalam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni kecintaan yang
benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan
siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang yang paling dekat
dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul
shallallahu alaihi wasalam itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap
diri kita sendiri.
Dalam Shahih Al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin
Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam :
"Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai
daripada segala sesuatu selain diriku sendiri." Nabi shallallahu alaihi wasalam
bersabda, 'Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih
engkau cintai dari dirimu sendiri'. Maka Umar berkata kepada beliau, 'Sekarang
ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.' Maka Nabi shallallahu
alaihi wasalam bersabda, 'Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku)
wahai Umar."
Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi
shallallahu alaihi wasalam belum sampai pada tingkat ini maka belumlah sempurna
imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki sebagaimana disebutkan
dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas
radhiallahu anhu , dari Nabi shallallahu alaihi wasalam , beliau bersabda:
"Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan
merasakan manisnya iman, 'Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari
cintanya kepada selain keduanya......"
2. Kenapa Cinta Rasul
shallallahu alaihi wasalam ?
Tidak akan mencapai derajat kecintaan
kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam secara sempurna kecuali orang yang
mengagungkan urusan din (agama)nya, yang keinginan utamanya adalah
merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Ta'ala. Dan selalu
mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.
Cinta Rasul
shallallahu alaihi wasalam inilah dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita
mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula,
Allah menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallahu
alaihi wasalam kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.
Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak maka ini adalah jenis cinta
duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat
materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni
hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan
anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri. Dan barangsiapa lebih
mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda
duniawi maka cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli
agama, utamanya Rasul shallallahu alaihi wasalam .
3. Tanda-tanda
Cinta Rasul shallallahu alaihi wasalam
Cinta Nabi shallallahu alaihi
wasalam tidaklah berupa kecenderungan sentimentil dan romantisme pada saat-saat
khusus, misalnya dengan peringatan-peringatan tertentu. Cinta itu haruslah
benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di
hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih
dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.
Adapun tanda-tanda cinta
sejati kepada Rasul shallallahu alaihi wasalam adalah:
a. Mentaati
beliau shallallahu alaihi wasalam dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi
larangannya. Pecinta sejati Rasul shallallahu alaihi wasalam manakala mendengar
Nabi shallallahu alaihi wasalam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya.
Ia tak akan meninggalkannya meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa
nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang
tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam
lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang
dicintainya.
Adapun orang yang dengan mudah-nya menyalahi dan
meninggalkan perintah-perintah Nabi shallallahu alaihi wasalam serta menerjang
berbagai kemungkaran maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya
sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima
waktu, padahal Nabi shallallahu alaihi wasalam sangat meng-agungkan perkara
shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan
orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama
lainnya. Na'udzubillah min dzalik.
b. Menolong dan mengagungkan beliau
shallallahu alaihi wasalam . Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah
beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan
sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan
dan resiko yang dihadapinya.
c. Tidak menerima sesuatupun perintah dan
larangan kecuali melalui beliau shallallahu alaihi wasalam , rela dengan apa
yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari
sunnah-nya . Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin maka mereka
adalah pengikut Nabi shallallahu alaihi wasalam .Tidak seorang pun dari mereka
boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang
dari Nabi shallallahu alaihi wasalam .
d. Mengikuti beliau shallallahu
alaihi wasalam dalam segala halnya. Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dsb.
Juga berakhlak dengan akhlak beliau shallallahu alaihi wasalam dalam kasih
sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.
e. Memperbanyak mengingat dan shalawat atas beliau shallallahu alaihi
wasalam . Mengharapkan bisa mimpi melihat beliau, betapapun harga yang harus
dibayar. Dalam hal shalawat Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda:
"Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya
sepuluh kali." (HR. Muslim).
Adapun bentuk shalawat atas Nabi
shallallahu alaihi wasalam adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang
sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab: "Ucapkanlah:
( Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad)." (HR.
Al-Bukhari No. 6118, Muslim No. 858).
f. Mencintai orang-orang yang
dicintai Nabi shallallahu alaihi wasalam . Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali
radhiallahu anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau
shallallahu alaihi wasalam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang
dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallahu alaihi
wasalam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai
Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.
4. Bagaimana
Agar Mencintai Nabi shallallahu alaihi wasalam ?
a. Hendaknya kita
ingat bahwa Nabi shallallahu alaihi wasalam adalah orang yang paling baik dan
paling berjasa kepada kita, bahkan hingga dari orang tua kita sendiri. Beliau
lah yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya, yang menyampaikan agama
dan kebaikan kepada kita, yang memperingatkan kita dari kemungkaran. Dan kalau
bukan karena rahmat Allah yang mengutus beliau shallallahu alaihi wasalam ,
tentu kita telah tenggelam dalam kesesatan.
b. Renungkanlah perjalanan
hidup Nabi shallallahu alaihi wasalam , jihad dan kesabarannya serta apa yang
beliau korbankan demi tegaknya agama ini, dalam menyebarkan tauhid serta
memadamkan syirik, sungguh suatu upaya yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun.
c. Renungkanlah keagungan akhlak Nabi shallallahu alaihi wasalam , sifat
dan sikapnya yang sempurna, rendah hati kepada kaum mukminin dan keras terhadap
orang-orang munafik dan musyrikin, pemberani, dermawan dan penyayang. Cukuplah
sanjungan Allah atas beliau shallallahu alaihi wasalam :
"Dan sungguh engkau
memiliki akhlak yang agung".
d. Mengetahui kedudukan beliau shallallahu
alaihi wasalam di sisi Allah Ta'ala. Beliau shallallahu alaihi wasalam adalah
orang yang paling mulia di antara segenap umat manusia, penutup para Nabi, yang
diistimewakan pada hari Kiamat atas segenap Nabi untuk memberikan syafa'at uzhma
(agung), yang memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji), orang yang pertama kali
membuka pintu Surga serta berbagai keutamaan beliau lainnya. .
(Disadur
dari Abu Okasha)
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula