Adzab kubur adalah benar adanya, dan ia merupakan salah satu prinsip keimanan
yang dipegang oleh Ahlussunnah wal Jama'ah. Ada beberapa bentuk siksa kubur
berdasarkan penjelasan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, di
antaranya adalah:
Kepala Dijatuhi Batu hingga Hancur
Al-Bukhari di dalam al-Jami' ash-Shahih meriwayatkan dari Samurah
bin Jundab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
"Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat
tadi malam (dalam mimpi, red), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam
mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang,
sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu lalu
dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu
menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu
mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dia jatuhi batu itu kepalanya utuh kembali
seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan
melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pertama kali."
Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan
laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil al-Qur'an,
kemudian menentang isinya dan melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan
perbuatan maksiat ini, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya,
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang
yang lalai dari shalatnya.” (QS. 107:4-5)
Al Hafizh Ibnu Katsir
berkata dalam tafsirnya, "Mereka adalah orang-orang yang lalai, baik mereka
lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka selamanya atau
umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya, atau lalai dari
rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya atau lalai
dari kehusyu'an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna
bacaannya. Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa
yang ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat
tersebut. Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan
mendapatkan balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya. (Tafsir
Ibnu Katsir, 4/554)
Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya
Disumpal Batu.
Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah
bin Jundab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, beliau bersabda,
"Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami
mendatangi sebuah sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam
sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri
seorang laki-laki yang di sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak.
Laki-laki yang berenang menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai
sambil membuka mulutnya. Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai
melemparkan sebuah batu dan laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian
ia pergi berenang kembali. Setelah itu ia menghampirinya lagi, dan setiap kali
ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai di samping tumpukan
batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka mulutnya."
Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu
adalah pemakan riba. Ibnu Hubairah berkata, "Pemakan riba akan disiksa
dengan cara disuruh berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya
akan dijejali dengan batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan
emas itu berwarna kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya
dengan batu adalah isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang
ada. Begitu pula halnya dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya
terus bertambah padahal Allah subhanahu wata’ala membinasakannya di
kemudian hari." (Fath al-Bari 12/455)
Dibakar Dalam Tungku Api
Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut:
"Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian -di dalam
riwayat lain dikatakan, "Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di
bawahnya dinyalakan api- Nabi saw bersabda, "Ketika itu di dalamnya terdengar
suara gaduh dan jeritan." Beliau mengatakan, "Kami mengintip keadaan di
dalamnya, dan kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan
telanjang, dan dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api
dikobarkan dari bawah mereka, maka mereka menjerit kesakitan."
Dalam
redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para
pezina, baik laki-laki maupun wanita.
Al-Hafizh Ibnu Hajar
menjelaskan bahwa keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan hak mereka
yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi di tempat mesum
dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa mereka disiksa
dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat kaitannya
dengan anggota tubuh mereka bagian bawah (kelamin). (Fathul bari 12/443)
Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri
dari perbuatan dosa-besar tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat
menjerumuskan ke dalamnya seperti berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram
dan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkabn fitnah, misalnya; Mempertontonkan
kemolekan tubuh; Memperlihatkan bagian tubuh yang mengundang fitnah; Membiasakan
mata memandang yang haram; Membiasakan telinga mendengarkan lagu-lagu tentang
syahwat yang menggiring kepada hal-hal yang keji dan sebab-sebab lainnya.
Mulut Dirobek dan Muka Dirusak
Hadits yang berkaitan
dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Beliau bersabda,
"Kemudian kami mendatangi seorang
laki-laki yang sedang bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki
lainnya berdiri di hadapannya sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang
dibengkokkan ujungnya. Kemudian laki laki yang memegang besi menghampiri salah
satu belahan muka laki-laki yang sedang bersandar dan merusak mukanya dengan
merobek mulutnya hingga ke tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga
ke belakang, dari hidung hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke
tengkuknya.)" Rasulullah bersabda, " Setelah itu laki-laki yang memegang besi
bengkok beralih ke belahan lain dari muka laki-laki yang sedang bersandar dan
melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap belahan muka
yang pertama. Tidaklah laki-laki yang memegang besi selesai merobek belahan muka
satunya lagi kecuali belahan muka lain utuh kembali seperti semula, dan
laki-laki yang memegang besi menghampirinya kembali dan melakukan hal yang sama
dengan yang dilakukannya pertama kali."
Dalam redaksi lengkap hadits
tersebut dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang yang keluar
dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang tersebar luas ke
berbagai penjuru (pelosok).
Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan
Kuku dari Tembaga
Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur
berdasar mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sejumlah kaum
yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan mengumpat) yang
diharamkan, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik radhiyallahu
‘anhu, seraya berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda,
"Ketika aku dimi'rajkan, aku bertemu dengan suatu kaum yang
memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada mereka. Aku bertanya,
"Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, "Mereka itu ialah
orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka menggunjing) serta merusak
kehormatannya." (al-Musnad 3/224 dan Sunan Abu Dawud 4879)
Sumber:
Buku “Perjalanan Ruh Setelah Mati” hal 37-44, Khalid bin Abdur Rahman
asy-Syayi’.
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula