KETIKA membahas tentang kriteria jodoh ideal atau idaman, tak ayal
muncullah sebuah pertanyaan, “bagaimana sih sebenarnya kriteria jodoh
yang ideal itu?” hmm, kira-kira seperti apa ya? Apakah ia merupakan
sosok semuanya serba sempurna? Bila ya, bukankah tidak ada manusia yang
sempurna di muka bumi ini?
Bila pertanyaan-pertanyaan tadi disodorkan kepada kita, maka masing-masing dari kita akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Kriteria yang kita anggap sebagai sesuatu yang ideal pun boleh jadi dalam pandangan orang lain justru dianggap sebagai sesuatu yang kurang ideal. Maka, ideal itu hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri. Idealnya tentang seorang istri/suami bisa jadi sama, namun bisa jadi berbeda dengan idealnya menurut penilaian Anda.
Bila pertanyaan-pertanyaan tadi disodorkan kepada kita, maka masing-masing dari kita akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Kriteria yang kita anggap sebagai sesuatu yang ideal pun boleh jadi dalam pandangan orang lain justru dianggap sebagai sesuatu yang kurang ideal. Maka, ideal itu hanya bisa dijawab oleh diri kita sendiri. Idealnya tentang seorang istri/suami bisa jadi sama, namun bisa jadi berbeda dengan idealnya menurut penilaian Anda.
Standar ideal pendamping hidup masing-masing orang kemungkinan besar
sangatlah berlainan. Standar tersebut sedikit banyak sangat dipengaruhi
oleh selera, kesukaan, dan tingkat kedalaman pemahaman agama seseorang.
Ada yang berselera tinggi, ada juga yang biasa-biasa saja. Bagi yang
tinggi seleranya akan menganggap bahwa pasangan itu ideal jika semuanya
harus serba perfect, serba sempurna baik dari segi fisik, materi,
kecerdasan, ilmu, maupun pemahamannya. Intinya semua serba yes.
Ada pula yang mengukur idealita berdasarkan kesamaan karakter.
Pasangan dianggap cocok apabila memiliki watak dan kepribadian yang
sama. Seorang yang humoris cenderung mencari pasangan yang juga humoris
sebab inilah yang dianggap ideal. Begitu pula bagi orang yang religious,
kecocokan pasangan biasanya diukur dari tingkat kesalehan pribadinya.
Adapun mereka yang suka hidup hura-hura bisa ditebak bakal senang pada
pasangan yang royal dan berkantong tebal.
Selain yang telah disebutkan di atas, lingkungan ternyata juga
berpengaruh bagi penentuan standar keidealan pasangan hidup. Sebagai
contoh, seorang yang asyik bergelut di dunia computer boleh jadi akan
menganggap pasangan yang ideal sebagaimana layaknya sebuah PC (Personal
Computer) yang ideal yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Compatible (Kecocokan)
Artinya pasangannya adalah orang yang memang cocok dan pas mendampingi hidupnya.
Upgradable (Mudah di upgrade)
Artinya dia orang yang mudah diajak berkembang dan maju
Multi Tasking (Mampu menjalankan berbagai operasi program sekaligus)
Maksudnya pasangannya adalah orang yang cekatan dan terampil
melaksanakan berbagai macam tugas dan kewajiban yang diembannya tanpa
merasa berat hati.
User-Friendly (Mudah bersahabat) yaitu memiliki kepribadian yang ramah dan mudah bersahabat.
Interface (wajah dan penampilan) yang menarik da n sedap dalam pandangan, sekaligus ergonomic (Pas dan nyaman) dalam mendampingi hidup.
Masih meminjam istilah-istilah di atas, ia berpendapat bahwa ‘agama
yang baik’ pada dasarnya merupakan operating system yang wajib dimiliki
dimana ‘ajaran’ yang ditetapkan merupakan native application.
[yherdiansyah/islampos]
Sumber : Agar Jodoh Idaman Berlabuh di Pelaminan/Mas Udik Abdullah/Pro-U Media
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula