Oleh: Ferawati, tingkaretip@gmail.com
“GAK zaman lho bu, saat ini kalau sudah menikah urusannya ke dapur
lagi dapur lagi. Kita harus bisa mencari uang sendiri jangan mau
mengandalkan suami saja”, itulah kata-kata yang banyak dilontarkan oleh
ibu-ibu yang katanya sudah memiiki pengalaman berumah tangga
bertahun-tahun kepada ibu-ibu muda yang baru menikah atau ibu-ibu yang
hanya mengurus rumah tangga.
Akhirnya banyak sekali kaum ibu yang lebih mementingkan karier
daripada mengurus rumah tangga apalagi mengurus anak, semuanya
diserahkan kepada asisten rumah tangga. Sehingga peran seorang perempuan
sebagai istri atau ibu jadi hilang. Padahal perempuan tidak wajib untuk
bekerja cukuplah seorang suami yang bekerja karena ia berkewajiban
untuk menafkahi keluarganya sedangkan perempuan tidak wajib mencari
nafkah.
Semua ini terjadi karena para wanita sudah tercekoki pemikiran
kapitalisme. Memang perempuan boleh (mubah) saja bekerja asalkan tidak
sampai meninggalkan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu, yaitu
melayani suami dan mendidik anak.
Bagaimana dengan asisten rumah tangga? Jika seorang istri tidak
sanggup mengurus semua urusan rumah tangganya maka seorang suami bisa
mencarikan seorang ART, dengan adanya ART bukan berarti semuanya
diserahkan padanya, tetapi itu hanya membantu sebagian dari urusan rumah
tangga.
Seorang ibu adalah pendidik pertama dan utama bagi seorang anak, dari
sejak lahir ke dunia sampai usia tamyiz tidak bisa lepas dari kasih
sayang dan didikan seorang ibu. Ibulah yang menentukan anaknya kelak
akan menjadi seseorang yang sukses atau tidak, menjadi anak yang
berakhlak baik atau tidak.
Terutama akidah yang harus diterapkan oleh ibu pada anak sejak dini.
Jika semua ini diterapkan oleh para ibu atau ibu tidak meninggalkan
kewajibannya sebagai seorang ibu, maka ibu bisa mencetak generasi yang
shaleh dan shalehah.
Tetapi, dengan kondisi saat ini sangatlah sulit untuk melakukan semua
itu. Banyak faktor lain yang mengharuskan para perempuan untuk bekerja,
karena kita berada di negara demokrasi kapitalis dimana negara tidak
menjalankan tugasnya untuk mengurusi umatnya.
Tidak hanya keluarga yang bertanggung jawab tetapi negara juga harus
bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan umat terutama perempuan agar
mereka tetap bisa menjalankan perannya sebagai seorang ibu. Kemuliaan
perempuan hanya akan terjadi dengan penerapan syariat Islam, karena
Islam benar-benar akan mengurusi umatnya sesuai dengan al-Qur’an dan
as-sunnah yang sesuai dengan fitrah manusia. []
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula