Khawarij Abad Modern? Siapa mereka?
Apakah mereka-mereka yang mendakwa dirinya Ahlussunnah Wal Jamaah,
mendakwa dirinya paling benar, tidak bermazhab, mengambil jalan pintas
dengan memilih hukum yang mudah saja, menggabungkan mazhab yang satu
dengan lainnya tanpa perdulu terjadi Talfiq yang tidak boleh (Tatabu’
Rukhas), Mengkafirkan orang lain? Membidahkan orang lain? Menuduh Akhlak
orang lain tercela? Yang ber-Akidah dengan Tauhid Tsalasah (Rububiyah,
Uluhiyyah dan Asma Wa Sifat) ? sebelum menjawab, marilah kita telaah
ciri-ciri Khawarij pada masa Rasulullah dan sahabat, sebelum mengambil
kesimpulan siapa Khawarij yang disebut sebagai fitnah yang paling besar oleh Rasulullah Saw.
Rasulullah saw. bersabda: “ Sesungguhnya di antara umatku ada
orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan
mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala.
Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya.
Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti
terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762).
Salah satu dari sekian banyak ciri-ciri kaum Khawarij menurut Nabi
Muhammad adalah mereka membaca AlQuran dan Hadits, namun tidak
diamalkan. Ucapannya tidak melampaui kerongkongan mereka. Hanya di mulut
saja. AlQuran dan Hadits tak sampai ke otak mereka, apalagi untuk
dipahami. Karena mengikut Syaikh dan taqlid pada mereka, penafsirannya
bertentangan dengan Jumhur Ulama. Akibatnya selain mencaci sesama Muslim
dengan kata-kata yang menyakitkan seperti Ahli Bid’ah, Kuburiyyun
(Penyembah Kuburan), Musyrik, Sesat, Kafir, mereka membunuh sesama
Muslim. Khalifah Ali adalah korban pembunuhan Khawarij yang pertama
karena menurut kaum Khawarij Ali sudah sesat/kafir. Untuk masa sekarang,
bahkan mereka sudah sangat meraja lela dengan membunuh sesuka hati,
siapa saja orang yang berseberangan dengan mereka, bahkan dengan cara
yang sangat keji.
Dalam satu hadis, Ali RA, berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda: ‘Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah
akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari
manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui
tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah
meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah
mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari
kiamat. (Shahih Muslim No.1771).
Dalam hadis lain disebutkan: “Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang
usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya
perkataan manusia, membaca AlQuran tidak sampai kecuali pada
kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana
anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). “Suatu kaum
dari umatku akan keluar membaca AlQuran, mereka mengira bacaan AlQuran
itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka
tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim).
- Dalam sebuah hadis riwayat Abu Said Al-Khudri RA, beliau berkata: “Ali RA sedang berada di Yaman, mengirimkan emas yang masih dalam bijinya kepada Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah SAW membagikannya kepada beberapa orang, yaitu Aqra` bin Habis Al-Hanzhali, Uyainah bin Badr Al-Fazari, Alqamah bin Ulatsah Al-Amiri, seorang dari Bani Kilab, Zaidul Khair At-Thaiy, seorang dari Bani Nabhan. Orang-orang Quraisy marah dan berkata: ‘’Apakah baginda memberi kepada para pemimpin Najed, dan tidak memberikan kepada kami?” Rasulullah SAW bersabda: “Aku melakukan itu karena untuk mengikat hati mereka”. Kemudian datang seorang lelaki yang berjenggot lebat, kedua tulang pipinya menonjol, kedua matanya cekung, jidatnya jenong(lebar) dan kepalanya botak (yang disebut Dzul Khuwaisirah). Ia berkata: “Takutlah kepada Allah, wahai Muhammad!” Rasulullah SAW bersabda: “Siapa lagi yang taat kepada Allah jika aku mendurhakai-Nya? Apakah Dia mempercayai aku atas penduduk bumi, sedangkan kamu tidak mempercayai aku?” Lalu laki-laki itu pergi. Seseorang di antara para sahabat minta izin untuk membunuh laki-laki itu (diriwayatkan bahwa orang yang ingin membunuh itu adalah Khalid bin Walid), tetapi Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya di antara bangsaku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad.” (Shahih Muslim No.1762).
- Hadis riwayat Jabir bin Abdullah RA Ia berkata: “Seseorang datang kepada Rasulullah SAW di Ji`ranah sepulang dari perang Hunain. Pada pakaian Bilal terdapat perak. Dan Rasulullah SAW mengambilnya untuk diberikan kepada manusia. Orang yang datang itu berkata: “Hai Muhammad, berlaku adillah!” Beliau bersabda: “Celaka engkau! Siapa lagi yang bertindak adil, bila aku tidak adil? Engkau pasti akan rugi, jika aku tidak adil”. Umar bin Khathab RA. berkata: “Biarkan aku membunuh orang munafik ini, wahai Rasulullah!”. Beliau bersabda: “Aku berlindung kepada Allah dari pembicaraan orang bahwa aku membunuh sahabatku sendiri. Sesungguhnya orang ini dan teman-temannya memang membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya.”(Shahih Muslim No.1761).
- “Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) AlQuran, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap AlQuran dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas darinya dan membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
- “Akan keluar suatu kaum dari umatku, mereka membaca Alquran, bacaan kamu dibandingkan dengan bacaan mereka tidak ada apa-apanya, demikian pula shalat dan puasa kamu dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka tidak ada apa-apanya. Mereka membaca Alquran dan mengiranya sebagai pembela mereka, padahal AlQuran adalah Hujjah yang menghancurkan alasan mereka. Shalat mereka tidak sampai ke tenggorokan, mereka lepas dari Islam sebagaimana melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR. Abu Dawud).
Tempat Asal kaum Khawarij.
Kawarij berasal dari Timur, Nabi menunjuk ke arah Timur. Dalam Hadis
riwayat Sahal bin Hunaif RA: “Dari Yusair bin Amru, ia berkata: Saya
berkata kepada Sahal: “Apakah engkau pernah mendengar Nabi saw.
menyebut-nyebut Khawarij?” Sahal menjawab: “Aku mendengarnya, ia
menunjuk dengan tangannya ke arah Timur, mereka adalah kaum yang membaca
Alquran dengan lisan mereka, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka.
Mereka keluar dari agama secepat anak panah melesat dari busurnya.
(Shahih Muslim No.1776).
Ibnu Umar diriwayatkan, Beliau berkata, “Nabi
berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam dan Yaman kami.’
Mereka berkata, Terhadap Najd kami.’ Beliau berdoa, ‘Ya Allah,
berkahilah Syam dan Yaman kami.’ Mereka berkata, ‘Dan Najd kami.’ Beliau
berdoa, ‘Ya Allah, berkahilah kami pada negeri Syam. Ya Allah,
berkahilah kami pada negeri Yaman.’ Maka, saya mengira beliau bersabda
pada kali yang ketiga, ‘Di sana terdapat kegoncangan-kegoncangan (gempa
bumi), fitnah-fitnah, dan di sana pula munculnya tanduk setan.” (Shahih
Bukhari 2/33 no 1037).
Saat mengatakan itu, Nabi berada di Madinah,
Hijaz. Ada pun di timur Madinah/Hijaz adalah Najd, adalah tempat
lahirnya Muhammad bin Abdul Wahhab. Najd adalah salah satu dataran
tinggi yang sekarng masuk ke dalam daerah Arab Saudi, bukan Irak
sebagaimana yang didakwa oleh sebagian kaum. (Akan Kami Bahas pada
kesempatan lain kalau Najd bukan Iraq)
Di Abad sekarang, Siapakah Khawarij?
Di akhir zaman ini banyak berkembang paham-paham yang terkadang satu
sama lainnya saling menyesatkan. Ironisnya, klaim sesat seringkali
dilontarkan oleh mereka yang sama sekali tidak mengetahui ilmu agama.
Lebih parah lagi, klaim sesat seringkali mereka dilontarkan kepada
mayoritas umat Islam yang notabene kaum Ahlussunnah Wal Jama’ah. Padahal
ajaran yang diyakini mayoritas umat Islam ini telah mapan dan telah
turun-temurun antar generasi ke generasi dengan mata rantai (Sanad) yang
bersambung kepada Rasulullah SAW. Persoalan-persoalan yang seringkali
mereka angkat sangat beragam, dari mulai perkara-perkara pokok dalam
masalah akidah (Ushuliyyah), hingga masalah-masalah cabang hukum agama
(Furu’iyyah).
Praktek Peringatan Maulid Nabi, Tahlil, Ziarah Kubur,
Tawassul dan Tabarruk adalah di antara contoh beberapa masalah yang
seringkali “diserang” oleh mereka.
diklaim sebagai bid'ah.
Pada dasarnya mereka yang seringkali mengklaim kelompok di luar mereka
sebagai kelompok sesat adalah “orang-orang bingung’, “orang-orang yang
tidak memiliki pijakan”, dan sama sekali tidak paham terhadap cara
beragama mereka sendiri. Seringkali dalam propagandanya mereka berkata:
“Kita harus kembali kepada al-Qur’an dan Hadits”, atau berkata: “Madzhab
saya adalah al-Qur’an dan Sunnah”, padahal mereka sama sekali tidak
memahami al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah. Bagaimana mungkin
mereka akan dapat memahami kandungan al-Qur’an dan hadits sementara
tidak sedikit dari mereka yang membaca tulisan Arab saja sangat
“belepotan”. Bahkan seringkali untuk memahami al-Qur’an dan
hadits-hadits Nabi mereka hanya bersandar kepada terjemahan-terjemahan
belaka. Sama sekali mereka tidak paham siapa seorang mujtahid, dan apa
syarat-syarat untuk menjadi seorang mujtahid.
Namun demikian mereka
memposisikan diri laksana seorang ahli ijtihad.
Yang paling parah, keyakinan yang dibawa oleh mereka dan diajarkan oleh
mereka kepada masyarakat awam adalah akidah tasybih. Akidah tasybih
adalah akidah sesat berisi penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya.
Ungkapan-ungkapan buruk dalam penyerupaan Allah dengan makhluk-Nya dan
sangat menyesatkan yang berkembang di sebagian masyarakat kita adalah
hasil “jerih payah” propaganda mereka. Seperti perkataan “Terserah yang
di atas”, atau “Allah bersemayam di atas ‘arsy”, atau “Allah berada di
langit”, atau “Allah duduk di atas ‘arsy”, atau “Allah bergerak turun
dan naik”, dan berbagai ungkapan tasybih lainnya. Sangat ironis,
keyakinan sesat semacam ini telah berkembang di sebagian masyarakat
kita. Sementara akidah tanzih; akidah yang telah diajarkan Rasulullah
berisi keyakinan bahwa Allah tidak menyerupai makhluk-Nya, bahwa Allah
bukan benda dan Dia tidak boleh disifati dengan sifat-sifat benda, serta
bahwa Allah ada tanpa tempat dan tanpa arah, sudah semakin diabaikan.
Pada akhirnya Kaum Khawarij ini merasa paling benar. Bahkan Khawarij
pertama merasa lebih benar dari Nabi sehingga menuduh Nabi tidak adil.
Khawarij masa kini menuduh Jumhur Ulama yang merupakan Pewaris Nabi
sebagai tidak adil. Contohnya ada Khawarij bilang sejumlah ulama besar
adalah sesat atau pembela aliran sesat, tidak berilmu dan tidak punya
sopan santu. Sekarang, anda sudah punya bayangan bukan? Siapa khawarij
pada zaman sekarang!!! Wallahua’lam.
Sumber : http://www.umdah.co/
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula