Dayah atau pesantren selain tempat
untuk menuntut ilmu agama, juga sebuah tempat yang berfungsi untuk
mengajari anak asuhnya untuk bertahan dari pahitnya kehidupan dunia. Ini
wajar karena bukan hanya ilmu agama yang akan diperoleh di sana, tapi
berbagai metode macam ilmu lainnya yang membantu orang yang belajar di
sana untuk berbaur dengan kehidupan sosialnya.
Kemandirian, kesederhanaan, dan kekuatan iman menjadikan mereka yang
pernah tinggal di pesantren lebih tangguh dalam melewati cobaan hidup
untuk dirinya dan orang di sekitarnya. Apalagi kalau mereka seorang
laki-laki, Seolah-olah, hanya merekalah jaminan sebuah kebahagiaan yang
sang penguasa hati anugrahkan kepadamu.
Berikut ini kami akan memeberikan beberapa alasan kenapa laki-laki
lulusan pesanten itu lebih layak untuk kamu pertimbangkan jika ia datang
melamarmu:
- Mereka adalah orang yang mandiri. Kenapa mereka mandiri, karena sudah merantau di usia muda. Bukan berarti orang yang tidak pernah nyantri itu tidak mandiri, tetapi anak pesantren?mereka adalah jaminan. Hidup jauh dari orang tua di usia yang masih sangat muda pastinya menjadikan mereka mandiri. Adakah muslimah sejati yang tidak bahagia punya suami mandiri? Saat seorang istri sedang ozor atau berhalangan karena suatu alasan dalam mengurusi, mereka tidak akan mengeluh dan marah-marah. Bahkan dengan keikhlasan, mereka akan memebantu istrinya tersebut.
- Mereka adalah pribadi yang disiplin. Ini tidak terlepas dari lingkungan pesantren, karena sudah lazim di sebuah pesantren punya peraturan, semua penduduknya wajib mentaati dan tidak segan-segan pesantren akan memberikan hukuman bagi mereka yang tidak patuh. Sehingga mau tidak mau mereka harus disiplin dalam mengikuti peraturan pesantren jika tidak ingin dihukum. Disiplin inilah yang akan tertanam di kehidupan dan akan mereka bawa sampai akhir hayat. Bangun sebelum mata hari terbit sudah jadi kebiasaan mereka. Mengisi kegiatan di semua hari dengan sesuatu yang produktif. Tidak hanya disiplin pada masalah waktu, tapi mereka akan disiplin di semua lini kehidupan, yang mau tidak mau si istri harus ikut kedisiplian itu. Memang ada muslimah yang tidak bahagia jika hidupnya teratur?
- Memang nggak semua lulusan pesantren akan jadi ustadz dan guru agama, tapi paling tidak pastinya mereka cukup paham soal agama. Ketika lulus, mereka yang pernah sekolah di pesantren biasanya akan menjalankan ideologi beut-seumeubeut (belajar dan mengajar). Kalau pun mereka tidak melakukan hal tersebut, mereka tentu akan melakukan hal lain yang tentunya halal dan tidak bertentangan dengan agama. Di tambah, melakukan hal lain tersebut tidak akan membuat mereka kehilangan jati diri-diri sebagai alumni pesantren dan pengetahuan agama mereka tetap lebih di bandingkan dengan lainnya, yang minimalnya akan mendidikmu dalam urusan agama bukan?
- Walau pemahaman agamanya kuat, alumni pesantren tetap asyik buat diajak bergaul dalam kehidupan sosial. Kehidupan di pesantren memang ketat dan banyak larangan. Tapi, bukan berarti mereka yang nyantri akan jadi kuper alias kurang pergaulan. Mereka tetap bisa update tentang sesuatu yang sedang hits dengan ‘caranya sendiri’. Kamu nggak perlu khawatir bakal nggak nyambung atau bosan karena tiap hari merasa diceramahin terus menerus, karena mereka punya berbagai macam cara selain berceramah untuk mendidikmu.
- Kamu nggak bakal di-php-in dengan berlama-lama pacaran. Kalau serius langsung dilamar. Punya pacar di pesantren adalah memang bukan hal yang mustahil. Tapi kebanyakan dari mereka yang tetap menjaga peraturan tidak tertulis itu di pesantren dan meski sudah nggak tinggal di pesantren lagi. Pastinya, ini sangat menguntungkan buat kamu yang nggak pingin digantungin sama laki-laki dengan lamanya berpacaran. Kebanyakan cowok yang pernah nyantri tidak ingin berlama-lama dalam penjajakan, begitu merasa ada yang bergetar dan mereka siap, mereka akan langsung melamar. Bukankah sudah jadi rahasia umum jika laki-laki yang datang melamarmu itu lebih baik dari laki-laki yang hanya sekedar mengajakmu berpacaran?
- Karena kebanyakan dari mereka tidak berpacaran, kamu yang sudah dipilihnya akan jadi satu-satunya buat dia. Dan tentunya kamu tidak perlu curiga sama mantan-mantannya, karena dia tidak punya. Cukup kamu satu-satunya yang menjadi kekasih buat dia. Kekasih halal, pastinya.
- Jangan kaget kalau cara dia berkenalan denganmu atau merayu sangat kuno: memaakai surat. Kuno tapi super romantis. Surat-menyurat adalah alat komunikasi yang masih berlaku buat anak pesantren. Ketika di pesantren, mereka nggak boleh bawa hape atau laptop sendiri, jadi deh sarana komunikasi satu-satunya ya surat-suratan. Jangan heran kalau kebiasaan itu kebawa sampai saat ini dia sudah nggak tinggal di pesantren. Waktu kamu lagi ngambek, eh tiba-tiba ada surat nyelip di buku kamu. Surat permintaan maaf darinya. Kuno sih tapi rasanya romantis bukan?
- Alumni pesantren pasti punya teman-teman sesama anak pesantren yang sangat kompak bahkan sudah kayak keluarga sendiri. Kekompakan tersebut akan jadi modal yang sangat bagus saat mereka jadi alumni, seperti tolong monolong misalnya. Jika mereka sesama pesantren mau tolong menolong, bukankah itu hal yang bagus buat dirimu muslimah sebagai pendamping hidupnya?
- Pastinya dia akan senang hati membimbingmu soal agama. ‘seperangkat alat shalat’ yang pernah diucapkan dalam akad, dia tidak hanya akan memberimu seperangkat alat shalat, tapi akan mengajarimu bagaimana shalat yang baik.
- Kesederhanaan. Dia yang sudah terbiasa hidup dalam kesederhanaan akan selalu mampu membawamu membahagiakanmu lewat cara-cara sederhana. Mau dari keluarga berada atau biasa saja, laki-laki yang pernah menetap di pesanren akan terbiasa dengan kesederhaan. Dia nggak akan menjanjikan kamu yang macam-macam, tapi hanya kebahagiaan, buka menjanjikan caranya bahagia. Adakah selain bahagia yang engkau cari dalam sebuah pernikahan?.
Demikianlah beberapa kelebihan laki-laki lulusan pesantren, yang mungkin
tidak akan engkau dapatkan wahai muslimah pada laki-laki yang
non-pesantren. 10 alasan di atas yang ada pada mereka adalah jaminan
sebuah kebahagiaan, bukankah seseorang pernah berkata:” jika di dunia
ini ada surga, maka rumah tangga yang bahagilah surga tersebut”?
wallahua’lam.
Sumber : Majalah Umdah
0 comments:
Post a Comment
Selalu indah dengan kata-kata yang indah pula